Nov 17, 2007
Nelayan dan kehidupannya
Nelayan dan keidupannya.....
Arti nelayan dalam buku statistik perikanan Indonesia disebutkan nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air. Orang yang hanya melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat/perlengkapan kedalam perahu/kapal, mengangkut ikan dari perahu/kapal tidak dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, juru masak yang bekerja diatas kapal penangkap ikan dimasukkan sebagai nelayan. Dari pengertian itu tersirat jelas, nelayan dipandang tidak lebih sebagai kelompok kerja yang tempat bekerjanya di air; yaitu sungai, danau atau laut. Karena mereka dipandang sebagai pekerja, maka kegiatan-kegiatannya hanya refleksi dari kerja itu sendiri dan terlepas dari filosofi kehidupan nelayan, bahwa sumber penghi-dupannya terletak dan berada dilautan.

Laut sebagai bagian dari alam semesta mempunyai kecirian tersendiri dibanding-kan dengan bagian alam semesta lainnya seperti tanah, udara dan panas matahari. Kecirian yang berbeda nyata dan sangat besar antara laut dengan tanah telah memberikan kesempatan pada manusia untuk mengenalinya lebih dalam, terutama setelah dikaitkan dengan udara dan panas matahari diantara keduanya, agar dapat bermanfaat bagi sumber penghidupan. Ternyata dari pengalaman yang berlang-sung berabad-abad lamanya telah membe-rikan pengetahuan pada mereka bahwa perlakukan terhadap laut dan tanah harus berbeda, karena keduanya itu mempunyai sifat-sifat alam yang berbeda. Pengenalan sifat-sifat alam tersebut telah mendorong manusia untuk bersikap dan berbuat terha-dapnya selaras dengan sifat-sifat alam itu. Dari hasil pengenalan sifat alam tadi, peleburan manusia terhadap laut dan tanah telah pula menciptakan sikap hidup yang berbeda diantara keduanya. Dapat dilihat dari hasil hidup itu dari peralatan hidup yang mereka ciptakan. Manusia yang bergelut dengan laut; peralatan hidup utamanya seperti perahu dengan segala atributnya. Sedangkan, manusia yang bergelut dengan tanah; peralatan hidup utamanya seperti bajak tanah, dengan segala atributnya pula.
Ikan atau hasil laut/sungai/danau yang diambil atau ditangkap oleh nelayan mem-punyai peranan strategis bagi penyediaan protein untuk memenuhi salah satu kebu-tuhan esensial manusia. Karena, apa yang dihasilkan oleh nelayan itu merupakan bagian esensial bagi pemenuhan kebutuhan hidup, maka tuntutan keberadaan nelayan sebagai salah satu bagian dari sistem kehidupan manusia Nusantara tidak pernah dapat dihapuskan. Bukti-bukti hasil kerja mereka sangatlah gamblang dapat dilihat dengan mata telanjang; yaitu ikan, udang, kerang-kerangan dan rumput laut telah menjadi bagian kebutuhan hidup yang tidak dapat terpisahkan oleh manusia-manusia. Kesemua itu menunjukkan beta-pa penting keberadaan kelompok nelayan bagi keberlangsungan hidup kelompok-kelompok manusia lainnya.

Untuk dapat menghasilkan hasil laut (uraian selanjutnya), telah dibutuhkan pula sejumlah perahu/kapal perikanan laut yang terdiri dari berbagai ukuran. Peralatan berupa perahu/kapal itu, asli kreasi masya-rakat nelayan, oleh sebab itu setiap aspek peralatan tersebut bagi masyarakat nelayan sangat strategis bagi kehidupan mereka. Perahu/kapal tidak hanya dilihat sebagai benda fisik saja, tetapi ia adalah bagian kehidupan nelayan, dan dia dipandang mempunyai dimensi dan ruang yang lain. Perlu diperlakukan sebagai bagian integral dari kehidupan kelompok nelayan.Melihat, betapa pentingnya peralatan hidup itu, maka setiap perubahan atau penambahan atribut tertentu padanya, nelayan menuntut perlakuan-perlakuan khusus yang harus serasi dengan dinamika kehidupan kelom-pok nelayan. Tuntutan itu erat kaitannya dengan keselamatan, ketenteraman dan kepercayaan terhadap keunggulan secara fisik, dan selanjutnya kepasrahan pada kekuatan supra natural yang berada diluar kelompoknya.
Bagi bangsa ini yang hamparan perair-annya lebih luas dari hamparan daratan-nya, dan pantainya berserakan menempel pada setiap kepulauan yang belasan ribu banyaknya itu, telah menjadikan kelompok nelayan bagian yang tidak terpisahkan dengan hamparan laut dan pantai-pantai setiap kepulauan itu, karena mereka merupakan sebuah bentuk kehidupan yang keberadaannya saling membutuhkan.

Pekerjaan sebagai nelayan adalah pekerjaan yang berat, dan tidak diragukan lagi. Mereka yang menjadi nelayan tidak dapat membayangkan pekerjaan lain yang lebih mudah, sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Keterampilan sebagai nelayan bersifat amat sederhana dan hampir sepenuhnya dapat dipelajari dari orangtua mereka sejak mereka masih kanak-kanak. Apabila orang tua mampu, mereka pasti akan berusaha menyekolah-kan anak setinggi mungkin sehingga tidak harus menjadi nelayan seperti orangtua mereka. Tetapi dari kasus-kasus keluarga yang diteliti, ternyata kebanyakan mereka tidak mampu membebaskan diri dari profesi nelayan, turun temurun mereka adalah nelayan. Dipihak lain, banyak ditemui kelompok-kelompok nelayan tetap mampu bertahan hidup dalam menghadapi keadaan yang sangat berat sekalipun, terutama pada masa-masa paceklik. Dalam praktek, “Masalah Sosial dan Ekonomi, nampaknya dapat diatasi oleh lembaga-lembaga ‘bapak-anak (patron-client)’ yang berlaku sesuai adat/kebiasaan setempat”. Ada semacam perasaan ‘wajib’ bagi yang kaya untuk memberi pekerjaan/bantuan pada yang miskin. Dan perasaan ingin me-nolong ini pasti diberikan pada si miskin yang senang bekerja keras. Semangat sosial dan moral tolong menolong masih cukup menonjol, sehingga meskipun keadaan kehidupan yang sangat ‘menderita dan sempit’, semangat untuk mengatasi kesukaran hidup dengan upaya sendiri masih tinggi. Contohnya, kesanggupan mereka mengarungi lautan berhari-hari dan berpindah-pindah tempat, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya tetap mereka lakukan.
Taken from any sourches

Labels:

 
posted by Nurul....:) at 18:28 | Permalink |


0 komenta':