Makassar – Sekelompok remaja putri yang menamakan dirinya Recycle Bin 17 mencoba membuktikan kepedulain mereka terhadap lingkungan sekolahnya dengan mengolah sampah plastik menjadi pernak-pernik unik yang bernilai ekonomis.
Mutia dan kawan-kawan yang berkunjung ke kantor redaksi Sinergi Hijau di Pusat PLH Sumapapua, Rabu (6/02) lalu, mengungkapkan kegemaran mereka membuat pernak-pernik dari sampah plastik yang mereka kumpulkan sendiri di sekolahnya di SMA 17 Makassar, ternyata bisa meraih untung.
” Awalnya kami hanya mengumpulkan, mencuci dan menyimpan saja sampah ini. Namun, kami akhirnya berfikir untuk menjadikannya pernak pernik seperti gantungan kunci, kipas dan lainnya. Saat kami coba pasarkan ke teman-teman ternyata mereka suka,” ungkap Mutia.
Berawal dari sebuah lomba karya tulis tentang lingkungan sekolah yang dimenangkan Mutia, kepedulian Mutia terhadap lingkungan semakin besar dan ingin dia tularkan kepada teman-temannya. Dari sinilah, kemudian ia membentuk bengkel daur ulang yang dinamannya Recycle Bin 17.
Bengkel ini mulai aktif membuat produk dari sampah plastik di awal Januari lalu. Produk yang mereka hasilkan antara lain kipas plastik dari bungkus mie instan, gantungan kunci dari kulit permen, gelang dari bekas minuman mineral dan lainnnya. Dengan sentuhan kreatifitas mereka, sampah ini menjadi kelihatan menarik dan laku dijual.
Menurut Mutia, sejak bulan lalu keuntungan yang mereka perolah bisa sampai Rp. 1 juta. Uangnya kemudian mereka belikan bahan baku untuk aksesori dan laminating.
” Hasilnya kami belikan lagi bahan baku tambahan dan sisanya buat uang saku untuk anggota bengkel.” ungkap Mutia.
Usaha ini mendapat dukungan dari teman-teman mereka di sekolah dan para guru. Rencananya, agar kegiatan positif ini terus berjalan, Mutia dan kawan-kawannya berupaya agar Bengkel daur ulang ini dijadikan ekskul di sekolahnya.
Liputan Miss Ryn.....thanks yah
Mutia dan kawan-kawan yang berkunjung ke kantor redaksi Sinergi Hijau di Pusat PLH Sumapapua, Rabu (6/02) lalu, mengungkapkan kegemaran mereka membuat pernak-pernik dari sampah plastik yang mereka kumpulkan sendiri di sekolahnya di SMA 17 Makassar, ternyata bisa meraih untung.
” Awalnya kami hanya mengumpulkan, mencuci dan menyimpan saja sampah ini. Namun, kami akhirnya berfikir untuk menjadikannya pernak pernik seperti gantungan kunci, kipas dan lainnya. Saat kami coba pasarkan ke teman-teman ternyata mereka suka,” ungkap Mutia.
Berawal dari sebuah lomba karya tulis tentang lingkungan sekolah yang dimenangkan Mutia, kepedulian Mutia terhadap lingkungan semakin besar dan ingin dia tularkan kepada teman-temannya. Dari sinilah, kemudian ia membentuk bengkel daur ulang yang dinamannya Recycle Bin 17.
Bengkel ini mulai aktif membuat produk dari sampah plastik di awal Januari lalu. Produk yang mereka hasilkan antara lain kipas plastik dari bungkus mie instan, gantungan kunci dari kulit permen, gelang dari bekas minuman mineral dan lainnnya. Dengan sentuhan kreatifitas mereka, sampah ini menjadi kelihatan menarik dan laku dijual.
Menurut Mutia, sejak bulan lalu keuntungan yang mereka perolah bisa sampai Rp. 1 juta. Uangnya kemudian mereka belikan bahan baku untuk aksesori dan laminating.
” Hasilnya kami belikan lagi bahan baku tambahan dan sisanya buat uang saku untuk anggota bengkel.” ungkap Mutia.
Usaha ini mendapat dukungan dari teman-teman mereka di sekolah dan para guru. Rencananya, agar kegiatan positif ini terus berjalan, Mutia dan kawan-kawannya berupaya agar Bengkel daur ulang ini dijadikan ekskul di sekolahnya.
Liputan Miss Ryn.....thanks yah