Program Eco Office Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) Regional Sulawesi Maluku Papua memasuki tahun ketiga sejak diberlakukan tahun 2006 lalu. Sejumlah perubahan terlihat jelas di kantor ini. Saat memasuki kantor Pusat PLH Sumapapua, dari area parkirnya terlihat ditutupi kanopi dari tumbuhan merambat, bukan atap seng, asbes, atau genteng.
Begitu juga saat melintas taman menuju kantor, berbagai tumbuhan obat dipelihara dengan baik. Ini merupakan apotek hidup yang bermanfaat bagi kesehatan. Bukan hanya itu, tempat sampah dibuat dua jenis untuk sampah kering dan basah. Sehingga pemilahan sampah lebih mudah. Para pegawai diharuskan menggunakan kertas dua sisi untuk menghemat penggunaan kertas dan mengurangi sampah kertas. Penggunaan air dan listrik pun seminimal mungkin hingga alat makan untuk acara pertemuan kantor diganti dari karton (sekali pakai) menjadi piring plastik yang dapat dicuci dan bisa dipakai lagi.
Begitu sekilas gambaran penerapan Eco Office atau kantor yang berwawasan lingkungan di kantor Pusat PLH Sumapapua. Program Eco Office ini sangat perlu diterapkan mengingat sebagian besar waktu manusia saat ini banyak di habiskan di kantor. Berbagai aktifitas di kantor banyak menggunakan energi (listrik & air) dan menghasilkan sampah yang berdampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti kertas dan plastik.
Kontribusi perkantoran yang jumlahnya sangat banyak di perkotaan terhadap perubahan lingkungan tidak dapat dipungkiri baik dari segi kualitas dan kuantitas memang cukup signifikan. Hal inilah yang membuat perlunya untuk segera menerapkan konsep Eco Office di setiap kantor.
Program Eco Office di kantor Pusat PLH Sumapapua, berangsur-angsur telah melewati beberapa tahapan. Tahap awal dilakukan sosialisasi dan pengenalan, agar progam ini dapat dikenali, dipahami dan dilaksanakan bagi seluruh karyawan dari tingkat bawahan hingga tingkat atasan.
Tempelan tiker unik bertuliskan anjuran untuk menggunakan air dan listrik seperlunya terdapat di sudut-sudut kantor dan tempat yang mudah terlihat, ini salah satu cara sosialisasi yang cukup efektif karena bisa terlihat setiap saat dan menarik perhatian.
Bahkan proses daur ulang kertas pun sudah diterapkan meskipun dalam jumlah kecil. Kertas yang sama sekali tidak dapat digunakan lagi untuk laporan, dikumpulkan dan didaur ulang menjadi kertas baru. Hasilnya dibuat untuk keperluan lain. Misalnya karton untuk aksesori ruangan. Minimal sampah kantor itu tidak terbuang percuma dan bisa menghasilkan karya dari hasil kreatifitas. Sampah daun yang ada dipekarangn juga dibuat menjadi kompos.
Di tahun 2008, Tim Eco Office Pusat PLH Sumapapua yang dikoordinatori Ellyana Said, yang juga merupakan kepala sub bidang umum dan kepegawaian, telah memprogramkan pembibitan tanaman obat dan tanaman pelindung. Serta direncanakan juga untuk membuat lubang resapan Biopori di pekarangan kantor.
Untuk memudahkan proses kerja program ini telah dibuat pula sebuah pondok yang ramah lingkungan. Desain pondok dibuat dengan konsep penerangan yang baik sehingga tidak perlu menyalakan lampu serta bahan-bahan bangunan semua dari alam.. Pondok berfungsi sebagai tempat praktek pengolahan sampah kertas dan plastik. Namun, tidak jarang digunakan juga untuk pengajian internal kantor.
Menurut Eli, program Eco Office diharapkan dapat diterapkan oleh setiap individu di kantor karena program ini merupakan sebuah program kebanggaan. Diharapkan kedepan, dengan kerja maksimal dan keseriusan dari semua pihak di kantor Pusat PLH Sumapapua, Iso 14000 dapat diraih.
Original articles..taken from Sinergi Hijau's Buletin_Liputan By Ryn
Dari pada di media cetak aja...masukin di lembaran kehidupan aja....:)
Begitu juga saat melintas taman menuju kantor, berbagai tumbuhan obat dipelihara dengan baik. Ini merupakan apotek hidup yang bermanfaat bagi kesehatan. Bukan hanya itu, tempat sampah dibuat dua jenis untuk sampah kering dan basah. Sehingga pemilahan sampah lebih mudah. Para pegawai diharuskan menggunakan kertas dua sisi untuk menghemat penggunaan kertas dan mengurangi sampah kertas. Penggunaan air dan listrik pun seminimal mungkin hingga alat makan untuk acara pertemuan kantor diganti dari karton (sekali pakai) menjadi piring plastik yang dapat dicuci dan bisa dipakai lagi.
Begitu sekilas gambaran penerapan Eco Office atau kantor yang berwawasan lingkungan di kantor Pusat PLH Sumapapua. Program Eco Office ini sangat perlu diterapkan mengingat sebagian besar waktu manusia saat ini banyak di habiskan di kantor. Berbagai aktifitas di kantor banyak menggunakan energi (listrik & air) dan menghasilkan sampah yang berdampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti kertas dan plastik.
Kontribusi perkantoran yang jumlahnya sangat banyak di perkotaan terhadap perubahan lingkungan tidak dapat dipungkiri baik dari segi kualitas dan kuantitas memang cukup signifikan. Hal inilah yang membuat perlunya untuk segera menerapkan konsep Eco Office di setiap kantor.
Program Eco Office di kantor Pusat PLH Sumapapua, berangsur-angsur telah melewati beberapa tahapan. Tahap awal dilakukan sosialisasi dan pengenalan, agar progam ini dapat dikenali, dipahami dan dilaksanakan bagi seluruh karyawan dari tingkat bawahan hingga tingkat atasan.
Tempelan tiker unik bertuliskan anjuran untuk menggunakan air dan listrik seperlunya terdapat di sudut-sudut kantor dan tempat yang mudah terlihat, ini salah satu cara sosialisasi yang cukup efektif karena bisa terlihat setiap saat dan menarik perhatian.
Bahkan proses daur ulang kertas pun sudah diterapkan meskipun dalam jumlah kecil. Kertas yang sama sekali tidak dapat digunakan lagi untuk laporan, dikumpulkan dan didaur ulang menjadi kertas baru. Hasilnya dibuat untuk keperluan lain. Misalnya karton untuk aksesori ruangan. Minimal sampah kantor itu tidak terbuang percuma dan bisa menghasilkan karya dari hasil kreatifitas. Sampah daun yang ada dipekarangn juga dibuat menjadi kompos.
Di tahun 2008, Tim Eco Office Pusat PLH Sumapapua yang dikoordinatori Ellyana Said, yang juga merupakan kepala sub bidang umum dan kepegawaian, telah memprogramkan pembibitan tanaman obat dan tanaman pelindung. Serta direncanakan juga untuk membuat lubang resapan Biopori di pekarangan kantor.
Untuk memudahkan proses kerja program ini telah dibuat pula sebuah pondok yang ramah lingkungan. Desain pondok dibuat dengan konsep penerangan yang baik sehingga tidak perlu menyalakan lampu serta bahan-bahan bangunan semua dari alam.. Pondok berfungsi sebagai tempat praktek pengolahan sampah kertas dan plastik. Namun, tidak jarang digunakan juga untuk pengajian internal kantor.
Menurut Eli, program Eco Office diharapkan dapat diterapkan oleh setiap individu di kantor karena program ini merupakan sebuah program kebanggaan. Diharapkan kedepan, dengan kerja maksimal dan keseriusan dari semua pihak di kantor Pusat PLH Sumapapua, Iso 14000 dapat diraih.
Original articles..taken from Sinergi Hijau's Buletin_Liputan By Ryn
Dari pada di media cetak aja...masukin di lembaran kehidupan aja....:)